Minggu, 03 September 2017

17 AGUSTUSAN NING BABADAN KIDUL


Rupanya karaoke/nyanyi adalah salah satu hobi, bahkan mungkin bakat yang dimiliki Ibnu Alfarizi. Kira-kira kalau gabung di #bintangpantura masuk nominasi ?

ya sudahlah, kita simak saja bagaimana saudara kita ini nyanyikan sebuah lagu dalam rangka mengisi dan memeriahkan HUT RI ke 72, tahun 2017.

eiiit...!!! jangan bilang suaranya jelek, yang jelek videonya....




Yang Penting Rame. Happy Di 17 Agustusan 2017

Paling tidak sehari tertawa sebanyak 40 kali, baru bisa dibilang sehat. Sudah berapa kali kita tertawa hari ini ?


kalo ga bisa banyak ketawa, segera cari teman-teman yang bisa membuat kita tertawa....




Selasa, 29 Agustus 2017

RAME-RAME NGURUG JALAN YANG BARU DIBUAT DI BLOK BABADAN KIDUL




Minggu, 27 Agustus 2017

SATU LAGI YANG MEMBANGGAKAN

SELAMAT DAN SUKSES UNTUK PKBM BHAKTI INSANI

Pada Senin, 21 Agustus 2017, PKBM BHAKTI INSANI resmi lanjutkan siaran radio. PKBM BHAKTI INSANI adalah salah satu dari 3 (tiga) radio di Kabupaten Cirebon yang telah berhasil mendapatkan surat IPP/ izin penyelenggaraan penyiaran dari kementrian terkait, dalam hal inni adalah Kementerian Komunikasi dan informatika di KPID Provinsi Jawa Barat.




FINISHING PEMBANGUNAN KANTOR KUWU 100%









Lihat saja perbedaannya. Kantor Kuwu Desa Babadan, kini jauh menjadi kantor yang nyaman untuk ditempati. Tak lagi "watir" kebanjiran dan ambruk.

Dengan hanya Rp. 150 juta yang berasal dari Bantuan Provinsi (BanProv) TA 2017, finishing pembangunan Kantor Kuwu Desa Babadan Kec. Gunung Jati Kab. Cirebon sudah finish, 100 %.

Senin, 22 Agustus 2016

LUKISAN KACA GARAPANE BATUR KITA. FOR SALE !!!!!

lukisan Kaca
klik gambarnya, maka akan muncul siapa pembuatnya
Berdasarkan data yang ada pada Sesi Kebudayaan Kandep Dikbud Cirebon, bahwa seni lukis kaca didaerah Cirebon dimulai pada kira-kira abad 18 yaitu tatkala Sultan Cirebon membuat lambang kebesaran Kraton Cirebon, lambing itu berbentuk Harimau ( macan ) yang dilukis bertuliskan huruf arab ( Kaligrafi ) diatas selembar kaca bening.    Lambang Kraton Cirebon itu dikenal dengan sebutan Macan Ali.
Keindahan lukisan kaca tersebut membuat seniman Cirebon mengembangkannya diluar Kraton kira-kira abad ke 19.   Pada awalnya seni lukis kaca diluar Kraton Cirebon terdapat pada bentuk : sandaran kursi, kaca-kaca jendela / pintu kemudian berkembang pada obyek lukisan yang bernafaskan Islami seperti gambar Ka’bah, masjid, burok bahkan lukisan kaca seperti itu oleh masyarakat di pedesaan disebut pigura ( lukisan berbingkai ) sudah barang tentu karya lukisan kaca itu masih sangat sederhan.
Baru pada abad ke 20 seni lukis kaca mulai berkembang dengan tekhnis pengerjaan yang lebih baik. Sasaran yang menjadi obyek lukisannya seperti wayang kulit dan kaligrafi ( Syahadat, Ayat Kursi, orang Sholat dan sebagainya )

https://www.facebook.com/sadikin.cinta



Pesan Sykeh Nurjati Kepada Sunan Gunung Jati

Pesan Sykeh Nurjati Kepada Sunan Gunung JatiSyekh Nurjati dikenal sebagai tokoh perintis dakwah Islam di wilayah Cirebon. Beliau menggunakan nama Syekh Nurjati pada saat berdakwah di Giri Amparan Jati, yang lebih terkenal dengan nama Gunung Jati, sebuah bukit kecil dari dua bukit, yang berjarak sekitar 5 km sebelah utara Kota Cirebon, tepatnya di Desa Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

Sebelumnya Syekh Nurjati dikenal dengan nama Syekh Datul Kahfi atau Maulana Idhofi Mahdi. Secara kronologis singkat, Syekh Nurjati lahir di Semenanjung Malaka. Setelah berusia dewasa muda pergi ke Mekah untuk menuntut ilmu dan berhaji. Syekh Nurjati pergi ke Bagdad dan menemukan jodohnya dengan Syarifah Halimah serta mempunyai putra- putri. Dari Bagdad beliau pergi berdakwah sampai di Pesambangan, bagian dari Nagari Singapura (sekarang Desa Mertasinga,  Kabupaten Cirebon). Beliau wafat dan dimakamkan di Giri Amparan Jati.

Cerita Lainnya:
Kumpulan Cerita Cinta Terbaru 2016
Kumpulan Cerita Sedih Terbaru 2016
Kumpulan Cerita Motivasi Terbaru 2016
Kumpulan Cerita Inspiratif Terbaru 2016

Cerita tentang Syekh Nurjati dijumpai dalam naskah-naskah tradisi Cirebon yang merupakan bukti sekunder. Naskah-naskah tersebut berbentuk prosa, diantaranya : Carita Purwaka Caruban Nagari, Babad Tanah Sunda dan Sejarah Cirebon. Serta naskah yang berbentuk tembang di antaranya  Carub Kanda, Babad Cirebon, Babad Cerbon terbitan S.Z. Hadisutjipto, Wawacan Sunan Gunung Jati, Naskah Mertasinga, Naskah Kuningan dan Naskah Pulasaren.  Dari sekian banyak naskah, hanya naskah Babad Cirebon terbitan Brandes saja yang tidak memuat tentang Syekh Nurjati. Sedangkan naskah tertua  yang menulis tentang Syekh Nurjati dibuat oleh Arya Cerbon pada tahun 1706 M.

Kampus hijau, begitulah kami menamai kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kampus ini baru terdapat tiga fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Ekonomi Syariah dan Fakultas ADDIN (Adab, Dawah dan Ushuludidn). Terdapat banyak jurusan di masing-masing fakultas. Saya kebetulan mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Banyak perubahan pada kampus tersebut dari tahun ke tahun, semakin megah dan tertata rapih. Pada saat menunggu jam kuliah saya biasanya bersantai di Taman Kampus, duduk bersantai sambil membanca buku. Dan kadang saya nimbrung kumpul dengan teman-teman mahasiswa sejarah. Saya mendapat banyak sejarah dari mereka, pada waktu itu mahasiswa sejarah sedang berdiskusi tentang sejarah Cirebon.

Salah satu dari mereka tentang memaparkan sejarahnya Syekh Nurjati dan Sunan Gunung Jati. Ba’an namanya, ia mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI).
“Kalian harus tahu tentang cerita ini?” Tanya Ba’an, membuat para mahasiswa penasaran
“Cerita apa itu?” Tanya saya
“Pesannya Syekh Nurjati kepada Sunan Gunung Jati dan Para Wali” Jawabnya

Mahasiswa yang hadir penasaran ingin mengetahuinya termasuk saya sendiri, bertanya apa itu pesan yang disampaikan Syekh Nurajti kepada Sunan Gunung Jati dan para wali?
Kemudin Ba’an memaparkan ceritanya:
“Pada saat itu, setelah berkelana menemui para wali di Jawa, Sunan Gunung Jati pada tahun 1475 (Ada naskah yang menyebut 1470) mendarat di Amparan Jati  dan menemui uwaknya (Pangeran Walangsungsang) yang pada saat itu menjadi Kuwu Cirebon. Uwaknya sangat gembira atas kedatangan keponakannya tersebut dan mendukung niatnya. Tetapi sebelumnya Pangeran Walangsungsang memberi nasihat agar sebelum melakukan syiar Islam, terlebih dahulu menemui Ki Guru, yakni Syekh Nurjati di Gunung Jati. Sunan Gunung Jati agar meminta nasihat dan petujuk, bagaimana dan apa yang harus dilakukan. Akhirnya, mereka berdua berangkat menuju Gunung Jati menemui Syekh Nurjati selama tiga hari tiga malam.

Singkat cerita, Sunan Gunung Jati bertemu dengan Syekh Nurjati dan berpesan;
“Ketahuilah bahwa nanti di zaman akhir, banyak orang yang terkena penyakit. Tiada seorangpun yang dapat mengobati penyakit itu, kecuali dirinya sendiri karena penyakit itu terjadi akibat perbuatannya sendiri. Ia sembuh dari penyakit itu, kalau ia melepaskan perbuatannya itu. Dan ketahuilah bahwa nanti di akhir zaman, banyak orang yang kehilangan pangkat keturunannya, kehilangan harga diri, tidak mempunyai sifat malu, karena dalam cara mereka mencari penghidupan sehari-hari tidak baik dan kurang berhati-hati. Oleh karena itu sekarang engkau jangan tergesa-gesa mendatangi orang-orang yang beragama Budha. Baiknya engkau sekarang menemui Sunan Ampel di Surabaya terlebih dahulu dan mintalah fatwa dan petunjuk dari beliau untuk bekal usahamu itu. Ikutilah petunjuk beliau, karena pada saat ini di tanah Jawa baru ada dua orang tokoh dalam soal keislaman, ialah Sunan Ampel di Surabaya dan Syekh Quro di Karawang. Mereka berdua masing-masing sudah menghadapi Ratu Budha, yakni Pajajaran Siliwangi dan Majapahit. Maka sudah sepatutnyalah sebelum engkau bertindak, datanglah kepada beliau terlebih dahulu. Begitulah adat kita orang Jawa harus saling menghargai, menghormati antara golongan tua dan muda. Selain itu, dalam usahamu nanti janganlah kamu meninggalkan dua macam sembahyang sunah, yaitu sunah duha dan sunah tahajud. Di samping itu, engkau tetap berpegang teguh pada empat perkara, yakni syare’at, hakekat, tarekat, dan ma’rifat”

“Demikian pesan dari Syekh Nurjati kepada Sunan Gunung Jati. Syekh Nurjati adalah tokoh utama penyebar agama Islam yang pertama di Cirebon. Tokoh yang lain adalah Maulana Magribi, Pangeran Makdum, Maulana Pangeran Panjunan, Maulana Pangeran Kejaksan, Maulana Syekh Bantah, Syekh Majagung, Maulana Syekh Lemah Abang, Mbah Kuwu Cirebon (Pangeran Cakrabuana), dan Sunan Gunung Jati.”

Subhanallah, karena perjuangan para tokoh Islam ini lah dalam kegigihan dan keistiqomahannya membuat warga Cirebon menjadi pemeluk Islam. Semoga Ridho Allah Swt selalu terlimpahkan kepada mereka.” Gaum saya
Amin Ya Rabbal’alamin.” Seluruh mahawiswa yang hadir mengamini



Komisi Irigasi Kab Cirebon Rumuskan Penanganan Kekeringan [Nusantara]

http://pelita.or.id/baca.php?id=76154
Komisi Irigasi Kab Cirebon Rumuskan Penanganan Kekeringan

Kabupaten Cirebon, Pelita
Sejumlah areal pertanian di wilayah Kabupaten Cirebon saat ini terancam kekeringan. Hal itu menyusul kondisi debet air yang belakangan ini makin menyusut, untuk itu, Komisi Irigasi tingkat Kabupaten Cirebon mengambil langkah-langkah kongkrit dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) di aula kantor Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) Kabupaten Cirebon, akhir pekan lalu.

Rapat dipimpin oleh Kepala Dinas PSDAP Kabupaten Cirebon Drs Achsanudin Adi, MM. Hadir dalam kesempatan itu dari Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSC), petani, para Kepala UPT PSDAP, Distanbunakhut, serta Direktur PDAM Kabupaten Cirebon Ir Nasidja dan pejabat yang mewakili Kepala BKKP Wilayah Cirebon.

Achsanudin, yang juga selaku Ketua Harian Komisi Irigasi tingkat Kabupaten Cirebon mengatakan, kekurangan air sebetulnya ada beberapa faktor persoalan mendasar yang bisa mempengaruhi, salah satunya adalah kepatuhan para petani di dalam menanam padi.

Bagaimana mungkin kalau ketersediaan air cukup untuk 100 hektar, kemudian di lapangan kita dituntut untuk bisa mengairi 200 hektar, saya kira ini sudah pasti akan kurang air, tukasnya.
Persoalan itu menurutnya sangat klasik, dan hampir setiap tahun dialami. Namun demikian, menyangkut perilaku tadi, tambahnya, menjadi tugas bersama untuk bagaimana memberikan pemahaman-pemahaman secara sistematis sehingga kedepan persoalan-persoalan tersebut tidak terulang kembali.

Kemudian situasi ini juga diperparah dengan infrastruktur kita yang kadang-kadang tidak menunjang. Ini menjadi semakin memperparah pasokan air, tambahnya.

Dari pemantauan dia di lapangan, untuk wilayah Klangenan umur padi rata-rata sudah mendekati panen. Namun disisi lain di jalur Pantura rata-rata umur padi baru berumur 2,5 bulan. Ada juga beberapa lokasi yang sudah retak-retak dan kering tanahnya sudah tidak ada air. Ketika masuk pada persoalannya ternyata lahan itu yang tidak dijamin oleh pengairan.
Yang jelas seluruh jajaran PSDAP di lapangan sudah maksimal, sudah bergerak. Bahkan kegiatan-kegiatan untuk pengamanan air sudah dilakukan oleh aparat PSDAP di tujuh wilayah UPT. Tentunya kita harapkan ada support dari balai besar pusat dan balai PSDA Provinsi sehingga hal-hal yang menyangkut masalah pengamanan air ini di lapangan dapat terkendali dengan baik, jelas Adi.

Sementara itu, Dendi, dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung menyampaikan ketersediaan debet air di sejumlah waduk yang ada. Menurut dia, ketersediaan volume air di Waduk Darma per 22 Juli 2009 masih ada sebesar 36.650.000 meter kubik.
Jika dihitung sampai Oktober I akhir, debet air Waduk Darma masih ada ketersediaan volume sebanyak 15.218.800 meter kubik. Sedangkan bendung Rentang ketersediaan air per 22 Juli 2009 debetnya sebesar 17 meter kubik/detik.

Untuk masalah kekeringan kami sudah mengirimkan surat ke Dirjen Sumber Daya Air minta bantuan 15 unit pompa untuk tahun 2009. Sedangkan untuk 2008 sebanyak 10 unit sudah disalurkan kepada para petani, kata Dendi.

Sedangkan kebutuhan pompa berdasarkan data yang tercatat di PSDAP Kabupaten Cirebon per 15 Juli 2009 sebanyak 49 unit untuk tujuh Daerah Irigasi Ambit, Seseupan, Cangkuang, Cikeusik, Agung, Kecepet dan Rentang. Pompa itu untuk memenuhi kebutuhan di 43 desa.

Kondisi tanaman padi berdasarkan Daerah Irigasi (DI) per 15 Juli 2009 adalah, untuk DI Rentang, tanaman padi yang berumur dua bulan sebanyak 8.621 hektar, dan 9.679 hektar untuk padi yang berumur tiga bulan. Sedangkan DI Ciwaringin, kondisi padi yang berumur tiga bulan sebanyak 958 hektar, dan DI Cikeusik padi berumur tiga bulan sebanyak 1.619 hektar. Daerah irigasi tersebut diatas menjadi kewenangan BBWS Cimanuk Cisanggarung Dirjen SDA.

Sedangkan yang menjadi kewenangan teknis Balai Besar PSDA Provinsi Jawa Barat adalah Daerah Irigasi Jamblang dan Walahar. Untuk DI Jamblang, kondisi tanaman padi yang berumur dua bulan seluas 11 hektar, dan umur padi yang tiga bulan seluas 1.550 hektar. Sedangkan DI Walahar umur padi yang tiga bulan seluas 1.044, dan umur padi dua bulan seluas 206 hektar. (ck-38)

Buka Buku 14: Anak Istri Sunan Gunung Jati

tanda

MENINJAU SEPINTAS PANGGUNG SEJARAH PEMERINTAHAN KERAJAAN CERBON 1479-1809
Setelah banyak menemukan sumber yang lebih terpercaya, aku semakin meyakini bahwa Sunan Gunung Jati dan Fatahillah adalah orang yang berbeda.
Untuk kepentingan penulisan novelku, aku pun memperdalam lagi pengetahuanku tentang sosok Sunan Gunung Jati. Dari silsilah ke atas, aku temukan bahwa ternyata dia adalah cucu prabu Siliwangi. Ibunya, Nyai Lara Santang adalah putra Raja Pajajaran dari istri yang bernama Nyai Subang Larang.
Nyai Lara Santang, yang setelah berhaji berganti nama menjadi Syarifah Mudaim, kemudian diperistri Syarif Abdullah, bangsawan Arab. Dari perkawinan ini mempunyai 2 orang anak, salah satunya adalah Syarif Hidayatullah. Anak laki-laki inilah yang setelah remaja kemudian pulang ke Cirebon, dan kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.
Karena sosok Sunan Gunung Jati sangat terlibat dalam kisah yang bergolak di Demak, aku makin tertarik mengetahui lebih lanjut tentang silsilahnya, berikut hubungannya dengan keraton Demak. Maka aku pun merunut jalinan tersebut, mengapa Sunan Gunung Jati bisa demikian berpengaruh di Demak.
Hal itu kemudian kutemukan, karena selain menjadi Dewan Wali, dia pun ternyata menjalin pernikahan dengan keluarga Demak. Baik Sunan Gunung Jati sendiri, maupun anak-anaknya. Hingga terjadilah hubungan kekeluargaan antara Cirebon dan Demak yang sangat erat.
Dalam catatan sejarah yang kudapatkan dari buku “Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479-1809”, Sunan Gunung Jati tercatat pernah mempunyai 6 orang istri.
Istri yang pertama adalah Nyai Ratu Kawunganten, putri bupati Kawunganten Banten. Darinya, Sunan Gunung Jati mempunyai 2 orang anak. Yakni Nyai Ratu Winahon dan Maulana Hasanudin, yang kemudian menjadi Sultan Banten. Hubungan dengan Demak terjalin karena Maulana Hasanuddin sendiri, menikahi salah seorang putri Sultan Trenggono, raja Demak ketiga.
Lalu dari istri yang bernama Nyai Babadan, anak Ki Gedeng Babadan, Sunan Gunung  Jati mempunyai dua anak juga. Yakni Pangeran Trusmi dan Ratu Martasari.Setelah itu Sunan Gunung Jati juga menikahi putri pamannya, Pangeran Cakrabuwana, yang bernama Nyai Ratu Dewi Pakungwati. Namun sang istri wafat ketika dalam peristiwa terbakarnya Masjid Agung Sang Ciptarasa dan tidak melahirkan keturunan. Istri berikutnya adalah Putri Ong Tien, putri seorang pembesar Cina, namun juga tidak mendapatkan anak.
Istri yang lain adalah Nyai Ageng Tepasari. Putri Ki Ageng Tepasan, salah seorang pembesar Majapahit yang telah menjadi keluarga Demak setalah Majapahit runtuh. Seorang perempuan yang dinikahinya di Demak, bersamaan dengan kedatangannya dalam pembangunan Masjid Demak. Dan inilah konon awal dari hubungan kekeluargaan antara Demak dan Cirebon mulai terjalin.
Dari Nyai Ageng Tepasari, Sunan Gunung Jati mendapatkan 2 orang anak, yakni Ratu Wulung Ayu dan Pangeran Pasarean. Dan hubungan makin terjalin erat dengan Demak, karena Ratu Wulung Ayu pun menikah dengan Pati Unus yang kemudian menjadi raja Demak kedua menggantikan ayahnya, Raden Patah. Sementara Pangeran Pasarean juga menjalin hubungan keluarga dengan Demak, karen menikai putri Raden Patah yang lain, Ratu Nyawa, yang sebelumnya adalah janda dari Pangeran Bratakelana, anak Sunan Gunung Jati juga namun dari istri lainnya.
Sementara dari pernikahannya dengan Nyai Lara Baghdad, putri Maulana Abdullrahman Al-Baghdadi, Sunan Gunung Jati mendapatkan 2 orang anak juga. Yang pertama adalah Pangeran Jayakelana, yang menikah dengan keluarga Demak juga, putri Raden Patah yang bernama Ratu Pembayun. Sementara putra kedua, Pangeran Bratakelana, juga menikah dengan anak Raden Patah yang lain, yakni Ratu Nyawa. Yang setelah kematiannya dalam pertarungan melawan bajak laut sepulang dari Demak, kemudian diperistri oleh saudaranya, Pangeran Pasarean.
Jadi pahamlah aku kemudian, mengapa Demak dan Cirebon mempunyai hubungan dekat. Yang pertama tentu karena kesamaan kedudukannya. Demak adalah penerus dari takhta Majapahit yang telah hancur, dan Cirebon yang  adalah penerus dari takhta Pajajaran yang telah runtuh. Raden Patah adalah keturunan dari Kertabumi, raja Majapahit terakhir, sementara Sunan Gunung Jati adalah cucu dari Prabu Siliwangi, raja Pajajaran terakhir.
Yang berikutnya adalah karena Sunan Gunung Jati termasuk Dewan Wali dari Kesultanan Demak, yang bertanggungjawab atas jalannya pemerintahan. Hal itulah yang makin menguatkan posisi Sunan Gunung Jati di Demak. Tentu saja selain karena telah terjadinya pernikahan antara Cirebon dan Demak.
oleh Nassirun Purwokartun pada 16 Juli 2011 pukul 19:56

Akhirnya Ada Klarifikasi, "Tak Benar Harga Rokok Naik Jadi 50.000"



Akhirnya setelah beredar isu-isu yang mengatakan bahwa harga rokok ini naik, harga rokok itu naik langsung ada klarifikasi mengenai hal tersebut. Dijelaskan bahwa salah satu produsen rokok nasional, PT HM Sampoerna Tbk, menilai rencana kenaikan cukai rokok harus dipertimbangkan secara menyeluruh. Pihaknya juga tidak bertanggungjawab dengan adanya daftar harga hoax rokok yang naik dua kali lipat. Karena sejauh ini harganya masih normal dan belum berubah.

Menurut Elvira, aspek yang perlu diperhatikan sebelum menaikkan cukai rokok adalah semua mata rantai industri tembakau yang meliputi petani, pekerja, pabrik, pedagang, hingga konsumen.
Ia meyakini kebijakan cukai yang terlalu tinggi akan mendorong naiknya harga rokok menjadi mahal sehingga tidak sesuai dengan daya beli masyarakat.

"(Kenaikan cukai rokok) sekaligus juga harus mempertimbangkan kondisi industri dan daya beli masyarakat saat ini," kata Elvira.



Dilansir dari kompas.com, sebelumnya, pemerintah mengaku mendengarkan usulan kenaikan harga rokok menjadi Rp 50.000 per bungkus. Oleh karena itu, penyesuaian tarif cukai rokok sebagai salah satu instrumen harga rokok akan dikaji.

BACA JUGA : Kalau Harga Naik, Harus Waspada Rokok Ilegal dan...

Selama ini, harga rokok di bawah Rp 20.000 dinilai menjadi penyebab tingginya jumlah perokok di Indonesia. Hal tersebut membuat orang yang kurang mampu hingga anak-anak sekolah mudah membeli rokok.

Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan setuju dengan wacana kenaikan harga rokok hingga Rp 50.000 per bungkus. Ia yakin apabila harga rokok naik akan dapat mengurangi kebiasaan masyarakat agar tidak lagi merokok.

Kemendag masih akan melihat lebih jauh rencana kenaikan tarif cukai rokok. Setelah besarannya diketahui, barulah dampaknya bisa diperkirakan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) belum bisa memastikan seberapa besar dampak kenaikan cukai rokok terhadap kenaikan harga rokok.

BACA JUGA : Harga Rokok Naik? Ancaman Anak Muda "Akeh seng Mati...."

"Kalau naiknya hanya Rp 1.000 tidak ada dampaknya. Kalau Rp 50.000 kita belum tahu, kan belum diputuskan," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan.

Pemerintah sudah menargetkan pendapatan cukai dalam RAPBN 2017 sebesar Rp 157,16 triliun atau naik 6,12 persen dari target APBN Perubahan 2016 sebesar Rp 148,09 triliun.

Khusus untuk cukai hasil tembakau, ditargetkan sebesar Rp 149,88 triliun atau naik 5,78 persen dari target APBNP 2016 sebesar Rp 141,7 triliun.

 

Harga Rokok Menjadi Rp 50.000 Ribu, Industri Rokok Bakal Berantakan

Buruh Pabrik-WajibbacaPT Gudang Garam Tbk tak yakin rencana kenaikan cukai rokok sebesar 10 persen oleh pemerintah pusat bakal efektif. Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bakal mengumumkan kenaikan harga rokok pada Oktober 2016.

Cukai itu diharapkan bisa mengendalikan konsumsi dan peredaran rokok. "Sejauh ini, baru wacana," kata Direktur Gudang Garam Istata Taswin Sidharta saat jumpa pers dalam acara Investor Summit dan Capital Market Expo di Surabaya, Kamis, 18 Agustus 2016.

Dia menilai isu kenaikan cukai oleh pemerintah pusat belum mempengaruhi industri rokok. "Kami yakin pemerintah akan bijak memperhitungkan seberapa besar kenaikan cukai yang ideal," ucapnya.

Seperti dilansir dari beritaislam24h.com Rencana kenaikan harga rokok dari Rp 20 ribu menjadi Rp 50 ribu per pak dirasa memberatkan industri. "Saya rasa akan berantakan."

Apalagi volume penjualan rokok secara industri, ujar dia, cenderung menurun atau flat. Volume penjualan mereka turun sekitar 2 persen. Lalu volume penjualan untuk sigaret kretek mesin (SKM) full flavour turun sebesar 2,4 persen menjadi 28,9 miliar batang.

Sedangkan di kategori SKM rendah tar dan nikotin (SKM LTN), volume penjualannya turun sebesar 1,6 persen menjadi 4,6 miliar batang. "Untuk volume penjualan SKT (sigaret kretek tangan) meningkat sebesar 1,9 persen menjadi 4,2 miliar batang."

Meski begitu, pendapatan Gudang Garam pada semester pertama 2016 meningkat 11,2 persen atau setara dengan Rp 37 triliun. Jumlah ini, tutur Istata, lebih besar dibanding pendapatan tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp 33,2 triliun.

Sementara itu, jumlah penghasilan komprehensif pada semester pertama tahun ini meningkat 19,2 persen menjadi Rp 2,9 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,4 triliun.

Meski volume penjualan turun 2 persen, pihaknya optimistis dan realistis ke depan. "Kami menunggu ada perubahan positif di industri rokok," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman.

Menurut Heru, salah satu faktor penurunan industri rokok ialah kondisi cuaca yang tak menentu, seperti yang terjadi pada 2015. Pihaknya pun tak bisa memperkirakan, apakah cuaca 2016 akan lebih baik daripada sebelumnya. "Kami harap cuaca yang akan berlangsung tidak lebih buruk," ucapnya.

Capital expenditure alias pengeluaran modal Gudang Garam pada 2016 sebesar Rp 1-2 triliun per tahun. "Sampai Juni ini, sudah keluar sekitar Rp 1,2 triliun," ujarnya.


Apapun yang akan menjadi kebijakan pemerintah, sebaiknya di pertimbangkan dengan benar-benar dalam pengambilan sebuah keputusan, sebab jika industri rokok banyak yang kalang kabut dalam menghadapi kebijakan ini tentunya akan berimbas pada sumber daya manusia yang menggantungkan hidupnya dalam industri rokok.

sumber : http://www.wajibbaca.com/2016/08/harga-rokok-menjadi-rp-50000-ribu.html



Rabu, 17 Agustus 2016

NYPD Buru Pembunuh Imam Masjid New York

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepolisian New York pada Ahad (15/8) memburu pembunuh seorang ulama muslim dan rekannya seusai menjalani ibadah di masjid di Queens, Sabtu, hingga mengejutkan kaumnya, masyarakat Bangladesh.
Meski belum menetapkan alasan pembunuhan itu, polisi mengaku belum menemukan bukti korban dibunuh karena agamanya. Akan tetapi, kemungkinan atas hal tersebut tetap diperhitungkan.
Penduduk setempat meminta pejabat terkait memperlakukan penembakan siang hari itu sebagai kejahatan karena kebencian.
Ketua Dewan Kota New York Melissa Mark-Viverito mengutuk serangan itu dan berujar, "Kebencian semacam itu tak memiliki tempat di masyarakat."
Pelaku mendekati korban dari belakang dan menembak kepalanya dalam jarak dekat pada pukul 1.50 siang EDT (17.50 GMT) di Taman Ozone, Queens, satu dari lima kawasan kecil kota, ujar polisi. Korban diketahui bernama Imam Maulama Akonjee, 55 tahun, dan Thara Uddin, 64 tahun. Keduanya mengenakan baju ibadah, tambahnya.
Polisi menemukan korban berdarah di jalan dan langsung membawa ke rumah sakit. Namun keduanya tak tertolong dan dinyatakan tewas di RS.
Menurut media setempat, Akonjee seorang bapak dari tiga anak yang pindah dari Bangladesh dua tahun lalu.
Ia tengah membawa seribu dolar Amerika Serikat saat ditembak, tetapi pelaku tak mengambil uang tersebut, lapor media "The New York Times".

Korban diserang sejauh dua blok dari masjid tempat mereka beribadah siang.
Sumber : Antara

Senin, 15 Agustus 2016

Palestina Hilang di Google Maps, Ini Penjelasan Google kepada Menkominfo

KOMPAS.com/Nabilla TashandraMenteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/8/2016)
JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, diketahui bahwa wilayah Palestina menghilang dari Google Maps. Sebelumnya, wilayah tersebut masih tercantum di aplikasi peta digital milik Google tersebut. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak Google terkait hilangnya wilayah Palestina dari Google Maps.

Menurut Rudiantara, persoalan ini terkait dengan politik internasional sehingga harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Namun, ia mengaku sempat berkomunikasi dengan pihak Google. Pada prinsipnya, kata Rudiantara, Google membuat peta dengan mengacu pada keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Di PBB, kan status Palestina adalah observer, belum menjadi anggota penuh," ujar Rudiantara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/8/2016).
GoogleHasil pencarian Palestina di Google Maps, Rabu (10/8/2016)

Meski begitu, posisi Pemerintah Indonesia jelas mengakui keberadaan Palestina. Salah satunya melalui pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI).

"Posisi Pemerintah Indonesia jelas. Kita mendukung. Tetapi, saya cek, mereka (Google) mengacu kepada PBB," ungkapnya.

Dari penelusuran Kompas.com, ketika kata "Palestine" dimasukkan di aplikasi Google Maps, pencari akan diarahkan pada beberapa kota di wilayah Palestina, tetapi tak tercantum nama negara Palestina.

Google tengah jadi sorotan setelah tak mencantumkan negara Palestina di Google Maps. Keputusan Google ini diketahui setelah Palestine Journalist Forum (PJF) atau Forum Jurnalis Palestina protes karena tak melihat nama negara mereka di Google Maps.
Penulis: Nabilla Tashandra
Editor: Deliusno

ASAL USUL DESA BABADAN

Kabupaten Cirebon ( 89,2 ) Sekitar abad ke -14 di Cirebon terdapat  pedukuhan  yang  tanahnya  sangat subur,dan rakyatnta sangat ulet dalam menjalankan aktifitasnya,mulai bercocok tanam,bertani,berdagang dan aktifitas lainnya. Namun pada suatu saat pedukuhan  terserang wabah penyakit yang menggemparkan.segala jenis tumbuh tumbuhan layu kemudian mati sehingga bencana kelaparan tak terhindarkan di daerah tersebut.

Sesepuh pedukuhan tersebut yang bernama Ki Gedeng Babadan berusaha keras untuk mengatasi wabah penyakit  pada tanaman tersebut agar penderitaan rakyaat segera berakhir, akan tetapi upaya tersebut tidak segera membuahkan hasil. Sehingga sebagai cara pamungkasnya adalah mengadakan syayembara.

Dalam sayembara tersbut , Ki Gendeng Babadan  mengumumkan siapa yang dapat menghilangkan  wabah penyakit di daerah ini. Apa bila seorang perempuan akan di anggap sebagai saudara Nyi Mas Ratna Babadan,dan apa bila seorang laki-laki akan di jadikan seorang suami.

Setelah itu,banyak yang mengikuti syayembara tersebut, meskipun telah banyak yang mengikuti, namun tak seorang pun sanggup  mengobati  wabah penyakit tanaman itu dan warga semakin menderita dengan keadaan tersebut.

Kemudian ,Ki Gendeng Babadan bersemedi memohon kepada yang Maha Kuasa  agar di beri petunjuk untuk mengobati wabah penyakit yang menyengsarakan warganya  itu, ia mendapat wangsit  bahwa tak lama lagi akan datang seorang lelaki sakti mandraguna  yang dapat mengobatinya.

Ki gendeng Babakan menunggu dengan harap-harap cemas apakah wangsit itu akan menjadi kenyataan .Pada suatu hari menjelang sore, datanglah seorang pengembara  yang berhenti hendak mengambil air wudhu untuk menjalan kan salat ashar.ia membuka jubah dan sorbannya,lalu diletakkan pada sebuah pohon cempaka  yang sudah mati kering kerontang.setelah menunaikan salat ashar,ia berdoa kepada allah.tidak lama kemudian pohon cempaka bekas  tempat menanggalkan sorban dan jubah tersebut berangsur – angsur tumbuh menghijau kembali.

TERKESIMA
Putrid Ki Gedeng Babadan, Nyai Mas Ratna Babadan yang menyaksikan kejadian tersebut terkesima, lalu segera menghampiri dan menghaturkan sembah sujud hormat kepada sang pengembara, serta memohon agar dapat mengobati wabah penyakit yang melanda daerahnya. Sang pengembara itu tak lain adalah Sunan Gunung Jati  dan dengan izin Allah, wabah penyakit musnah, seluruh tanaman dan pepohonan  hidup kembali dan warga setempat hidup makmur.

Sesuai janji yang di sayembarakan putri  semata wayangnya dinikahkan dengan Sunan Gunung Jati. Setelah menikah, Nyai Mas Ratna Babadan di boyong  Sunan Gunung Jati ke Gunung Sembung , namun pernikahan tersebut tidak dikarunia putra. Adapun saat ini wilayah Babadan itu sendiri meliputi Cangkring,sawit ( Sekarang termasuk wilayah kecamatan weru ) serta Karang Dawa ( sekarang berada di wilayah Desa Mayung ) Untuk mengabadikan Nyai  Mas Ratna Babadan  yang cantik jelita itu, pedukuhan tersebut di beri nama Desa Babadan,yang merupakan pemekaran dari desa mayung pada tahun 1985